Di dunia kerja yang cepat berubah dan banyak seringkali membuat individu mencari cara untuk tetap positif dan optimis meskipun tantangan besar terus berdatangan. Namun, tahukah kamu tentang konsep toxic positivity? Meskipun berusaha untuk tetap berpikiran positif terdengar seperti hal yang baik, tetapi toxic positivity bisa merugikan kesejahteraan mental kita dan bahkan dapat menciptakan budaya yang tidak sehat di tempat kerja. Lalu bagaimana sih cara kita menghindari perangkap toxic positivity di tempat kerja? Yuk kita simak!
Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah toxic positivity dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan lebih mendukung bagi semua orang:
1. Validasi Emosi Sebagai Hal Yang Normal
Ketahuilah bahwa perasaan negative juga bagian dari kehidupan, dan perasaan tersebut harus dihargai, bukan untuk dihindari. Jika terdapat rekan kerja yang mengungkapkan kesulitannya atau kelelahannya, cobalah untuk mendengarkan dengan empati dan memberikan dukungan yang sesuai.
2. Mengajak Diskusi Terbuka Tentang Tantangan
Ciptakan ruang di tempat kerja untuk mendiskusikan tantangan yang dihadapi, alih-alih menutup perasaan negative dengan memberikan ucapan untuk “tetap positif”. Hal ini dapat membantu rekan kerja kita merasa lebih dihargai dan mengurangu tekanan untuk berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja.
3. Tunjukkan Dukungan, Bukan Penyelesaian Cepat
Ketika seseorang menghadapi masalah, hindari untuk memberi solusi terlalu cepat. Sebaliknya, berikan dukungan dengan mengatakan hal-hal seperti “ saya di sini jika ingin berbicara lebih lanjut”.
4. Mendorong Keseimbangan Emosi Positif Dan Negative
Memiliki perasaan campuran, baik itu frustasi atau kebahagiaan dalah hal yang normal dan manusiawi. Dengan mengakui perasan ini dapat membantu seseorang merasa lebih diterima dan tidak merasa seprti harus berpura-pura bahagia atau tidak berpengaruh.
5. Pentingnya Self-Care Dan Menjaga Kesehatan Mental
Penting bagi perusahaan untuk mendukung budaya tempat kerja yang mengutamakan kesehatan mental. Berikan kesempatan bagi karyawan untuk beristirahat, mengatur waktu. Memberikan fleksibiltas dan perhatian pda kesehateraan emosional sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan karyawan pun akan terhindar dari burnout.
6. Membangun Kepemimpinan Yang Empatik
Pentingnya bagi pemimpin untuk menunjukkan rasa empati dan kesediaan untuk mendegarkan. Selain itu, seorang pemimpin juga harus bisa mengidentifikasi kapan orang membuituhkan dorongan untuk berpikir positif dan kapan mereka hanya butuh seseorang yang mendengarkan tanpa memberikan penilaian atau solusi cepat.
7. Focus Pada Solusi Yang Realistis
Dari pada dengan memberikan dorongan untuk tetap positif, fokuskanlah untuk lebih mencari solusi yang realistis. Misalnya, jika tim sedang merasa kelelahan, maka diskusikanlah langkah-langkah yang bisa diambil untuk mengurangi beban kerja atau memberikan dukungan tambahan, bukan hanya memberikan afirmasi kosong yang tidak menyelesaikan masalah.
Artikel ditulis oleh Amel
Komentar